Iklan

2/03/2016

Tata Teknik Pentas

     Tata pentas adalah upaya mengatur atau menyusun setting (perlengkapan) pentas untuk pertunjukan, mengatur atau menyiapkan pentas pertunjukan berarti menyusun perlengkapan-perlengkapan pentas sehingga pentas betul-betul siap.
Sejarah Pentas :
  A. Sejarah Pentas (tempat pertunjukan)
1. Zaman Primitif :
Lakon teater yang disajikan pada zaman ini bersumber pada kegiatan kultural,
dengan tujuan kepercayaan, religi. Tempat pelaksanaan bergantung pada alamiah saat itu, di alam terbuka, di kompleks candi dimana tempat dewa bersemayam dan disembah.
 
2. Zaman Yunani :
Pada zaman Yunani lakon bersumber pada pemujaan Dewa Dionysos. Tempat
pelaksanaan bentuknya melingkar, tak ada batas antara pemain dan penonton.
 Orchestra: tempat bermain
b. Tymele: pusat orchestra, sebagai tempat puncak pemujaan
c. Theatron: tempat penonton
d. Scene: tempat berpakaian dan beristirahat pemain
. Parodos: ruang untuk keluar masuk pemain yang terletak di antarascenedan orchestra. Sebelah kiri/ kanan scene
f. Parascenia:Side wing,sekat kiri/kanan scene
g. Prascenia: Forestage,tingkat kedua di atas scene.Atap tingkat menonjol ke depan menjadi plat form, ini disebut proskenion.Dari nama ini kita mengenal istilah proscenium.
h. logeion: Di atas proscenion sering digunakan sebagai pentas (balkon).
 
3. Zaman Romawi :
Pada zaman ini mengoper bentuk teater Yunani dengan perubahan-perubahan sepanjang sejarah mengarah pada perkembangan masa kini. Teater mengarah pada hiburan. Ruang penonton terletak di sebagian besar. Lakon dimainkan di tempat yang merupakan kesatuan dengan latar belakang. Latar belakang bangunan besar dan mewah. Pentas terlindung oleh atap, sedangkan pada saat cuaca buruk penonton bisa terlindung di atasnya. Cerita atau lakon yang dimainkan berkaitan dengan kejayaan, kebesaran karajaan dan berkaitan dengan kekuatan,serta kekuasaan. Raja adalah wakil tuhan sehingga semuanya mulai dari keluarga prajurit harus patuh.
 
4. Zaman Abad Pertengahan :
Bentuk konstruksi pada abad pertengahan masih primitif (teater kereta), dan bisa lebihluas dan mewah (teater simultan). Secara sederhana teater bisa dibongkar- pasang dan berpindah- pindah. Model pentas bisa diubah-ubah disesuaikan dengan lakon. Penonton berdiri pada tiga perempat lingkaran di sekitar pentas yang biasanya ditempatkan di atas kereta. Pemain bermain di depan tirai, berganti pakaian di belakang tirai. Lakon yang dimainkan sudah tidak ada kaitannya dengan kepwercayaan atau religi, tetap banyak lakon yang bersifat hiburan atau tontonan
 
5. Zaman Elizabhetan :
Zaman ini berkembang gaya yang khas atau spesigfikasi yang ditunjang oleh Ratu Elizabeth I di Inggris. Teater ini terkenal sebagai tempat William Shakhespeare (1564-1616) mencipta karya-karyanya di losmen, tempat rombongan melakonkan cerita. Mula-mula pertunjukan dilaksanakan di tempat terbuka/di kompleks losmen yang dikelilingi oleh gallery tempat penonton. Pentas berada di ujung tempat terbuka itu dan ditutup tirai. Di belakang tirai itu pemain berganti pakaian.
 
6. Zaman Renaissance :
Di Eropa Barat tumbuh berbagai bentuk konstruksi teater. Dalam konstruksi tersebut terdapat pemisahan antara pemain dan penonton teater selanjutnya teater tersebut menjadi gedung yang tertutup dan mengalami perkembangan tata sinar dekorasi.
 
 
 
 
 
 

No comments:

Post a Comment